Pages

Selasa, 03 November 2015

Mari Bergandengan Tangan Selamatkan Pendidikan Mereka

Berasal dari keluarga tidak punya/ miskin bukanlah suatu kesalahan, dan bukan pula sebuah karma. Masa lalu tidak bisa diubah, itu memang benar. Tetapi masa depan bisa kita rubah. Masa depan ada ditangan kita sendiri. Dari sebelah ujung desa manapun kita berasal, namun kita berhak untuk menggapai mimpi dimasa depan.

IMG-20151101-WA0011

Anak mungil ini bernama Ayuni. Saat ini Ayuni duduk dibangku kelas dua SD (Sekolah Dasar). Sekarang umurnya sudah 7 tahun. Orangtua Ayuni sudah tidak ada lagi, ayah dan ibunya sudah meninggal dunia. Tinggalah dia sebatang kara. Namun bersyukur, Ayuni memiliki wali yang mengasuhnya. Namun begitu, dengan pekerjaan ayah wali/ ayah angkat yang hanya seorang buruh serabutan, penghasilannya tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan sekolah Ayuni. Ya, penghasilan ayah wali Ayuni kurang dari Rp. 250.000; perbulannya. Tentu kita paham, bukan…untuk makan sehari-hari saja masih kurang apalagi untuk membiayai sekolah Ayuni.

IMG-20151101-WA0012

Anak Lelaki diatas bernama Rizky Rahmadani. Saat ini Rizky telah duduk dibangku kelas 5 SD (Sekolah Dasar). Rizky lahir 11 tahun silam. Ayah Rizky  telah tiada/ meninggal dunia. Saat ini ibu Rizky, hanya memiliki penghasilan dibawah Rp. 200.000; perbulannya. Bisa dibayangkan bagaimana sulitnya ibu rizky untuk memenuhi kebutuhan sekolah rizky, karena untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari sudah sulit, bagaimana untuk memenuhi kebutuhan biaya sekolah Rizky. Apalagi tahun depan Rizky sudah memasuki bangku Sekolah Menengah Pertama. Bisakah Rizky melanjutkan sekolahnya tahun depan??…

Dari informasi yang diberikan pada saya, yaitu Iwan Kurniawan, memberikan informasi bahwa saat ini untuk sekolah negeri biayanya sudah gratis. Ya, sudah tidak ada lagi uang biaya bulanan yang harus dibayarkan. Namun meski begitu, siswa tetap harus membeli sendiri seragam sekolah, sepatu, tas, topi, dasi, serta peralatan sekolah lainnya (buku tulis, pensil, pena, dll..). Dan bila sekolahnya lumayan jauh, maka untuk mencapai sekolah diperlukan biaya lagi untuk naik angkot/ bis umum.

Jika kita pikirkan bersama, uang penghasilan keluarga anak-anak ini tiap bulan tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Maka tidak heran ada diantara orangtua/ wali yang melarang anaknya untuk bersekolah, karena masalah biaya sekolah tadi. Jika mereka berhenti sekolah, bagaimana dengan masa depan anak-anak ini dikemudian hari?? Saya pribadi punya prisip, bolehlah kita miskin dan berasal dari ujung desa manapun, namun kita harus tetap sekolah apapun yang terjadi, memperjuangkan mimpi-mimpi kita dimasa depan. Maka berjuanglah Ayuni, bersemangatlah Rizky, raih cita-cita dan mimpi-mimpi kalian.

Mari, bergandengan tangan untuk menyelamatkan pendidikan putra-putri bangsa. Satu cent saja sumbangan dari kawan sekalian akan sangat berharga untuk masa depan pendidikan mereka. Buka blog kami untuk mengetahui kriteria donasi.

http://tunas-bangsa-camp.blogspot.sg/

Tetap semangat belajar untuk Ayuni dan Rizky. Berjuanglah untuk meraih mimpi dan cita-cita dimasa depan. Be Bright in the future like star in the sky. Data Ayuni dan Rizky Rahmadani ada pada Tunas Bangsa Camp. Salam, Tunas Bangsa Camp

Catatan :

  • Written by Acik Mdy / Acik Mardhiyanti – Penulis Acik Mdy / Acik Mardhiyanti
  • Do not copy this article without permissions – Dilarang untuk meng-copy paste tulisan/ artikel ini tanpa ijin
  • Photographed by Iwan Kurniawan
  • Do not reuse these photographs anywhere else  without permissions – Dilarang untuk mengambil poto/ gambar dalam artikel ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan komentar. Tolong jaga sopan santun, berpikiran positif, semangat belajar, dan tepikan pikiran negatif.