Pages

Jumat, 12 Juli 2019

Ichikraft SG Care Memberikan Bantuan Pengembangan Pertanian dan Perikanan Untuk Anak-anak Grahita

Ya, Ichikraft SG Care memberikan bantuan untuk pengembangan pertanian dan perikanan untuk anak-anak tunagrahita. Bantuan ini kami berikan pada salah satu sekolah tunagrahita di Indonesia. Maaf untuk keterangan dimana sekolah tersebut kami tidak bisa membukanya disini. Karena saya pribadi sangat menjaga privasi. Dan pada dasarnya saya tidak ingin menuliskan artikel-artikel tentang apa-apa yang sudah kami lakukan. Tetapi pada akhirnya kami harus menuliskan untuk memberikan gambaran  secara nyata tentang Ichikraft SG Care. 

Sebenarnya pemberian bantuan ini sudah kami lakukan tahun lalu, sekitar bulan Juli 2018. Mengapa baru sekarang dituliskan menjadi artikel? Seperti yang sudah saya utarakan diartikel-artikel sebelumnya bahwa kebaikan yang kita lakukan belum tentu akan diberi pandangan postif. Itulah sebabnya mengapa saya/ penulis tidak menuliskannya sejak dulu-dulu. Tetapi pada akhirnya penulis memutuskan untuk menuliskan kegiatan ini. Karena harap maklum, ya, jaman sekarang banyak aktifitas yany berlabel "sosial" tetapi ternyata hanya "tipu-tipu". Dan juga saya/ penulis berharap dengan menuliskan artikel seperti ini, bila ada orang yang hendak menyumbang/ donasi di Ichikraft SG Care, mereka tidak merasa ragu. Syukur-syukur bila kegiatan kami ini bisa menginspirasi orang lain untuk membantu anak-anak didesa yang tidak mampu/ miskin dan anak-anak tunagrahita.

Jenis bantuan apa yang sebenarnya kami berikan pada salah satu sekolah tunagrahita ini? Ada beberapa biji sayuran yang saya/ penulis ikut sertakan dalam pemberian dana bantuan ini. Ada biji melon, semangka, bayam merah dan putih, kacang panjang, pare, pak choi, chinese flowering cabbage, mint, juga chives. Masing-masing satu bungkus biji kecuali pare kecil saya beli 2 bungkus bijinya. Ya, saya mencoba-coba, kalau saja biji ini bisa ditumbuhkan dikelas pertanian sekolah tersebut. Kalau tumbuh bagus dan bisa menghasilkan, mudah-mudahan kami bisa memberikan biji lagi. Kenapa saya memberi biji sayuran? Karena saya melihat dengan mata kepala sendiri, disekolah ini ada pembelajaran pertanian dengan menanam biji-biji sayuran. Mereka, anak-anak disekolah sudah menanam terong, cabe, kangkung, ada juga pohon mangga. Jadi penulis terbersit untuk mencoba memberikan biji-biji sayuran untuk anak-anak tunagrahita ini. Hasilnya lumayan dari berlatih menanam sayuran ini. Dari hasilpanen sebelumnya (sebelum saya memberikan biji) katanya hasil sayuran yang ditanam anak-anak disekolah ini biasanya dibeli oleh para orangtua murid sendiri, gurunya juga, atau dipanen kemudian dimasak dan dimakan bareng-bareng diasrama setempat. Seru kan ya...?

Untuk menunjang aktifitas pertanian ini saya dan suami memberikan sedikit sokongan berupa uang sebesar Rp. 1.500.000; (satu juta lima ratus ribu rupiah). Ya saya tahu jumlah ini tidaklah banyak, namun kami berharap bisa sedikit membantu paling tidak untuk membeli pupuknya. Bantuan ini juga kami arahkan agar bisa sedikit membeli bibit ikan dikolam sekolah. Ya, disekolah tunagrahita ini ada 2 kolam ikan, kolamnya tidaklah besar, kecil, tetapi hasilnya lumayan lhoo...saya sudah pernah dikirimi photo-photo dimana anak-anak memanen ikan dikolam sekolah ini secara ramai-ramai. Dan anak-anak sangat senang sekali diajari memancing. Saya/ penulis senang sekali melihatnya. Jenis ikannya lele, satu kolam lagi kalau tidak salah ikan mas. Waktu itu setelah memanen ramai-ramai, ikan lelenya digoreng oleh anak-anak yang berlatih memasak disekolah. Setelah itu dimakan beramai-ramai ....! Oh, saya/ penulis begitu senang melihat keceriaan anak-anak tunagrahita ini. Oleh karenanya kami ingin membantu memberi sokongan dalam pembelajaran pertanian dan perikanan ini.

Sebenarnya awal tahun 2017 saya/ penulis sudah pernah memberikan biji-biji sayuran pada salah satu yayasan tunagrahita. Jumlah biji sayuran yang saya berikan pada salah satu yayasan tunagrahita ini jumlahnya lebih banyak dan beragam dari yang saya berikan pada salah satu sekolah tunagrahita tersebut. Waktu itu saya berpikir karena disekitar bangunan yayasan ada lahan yang cukup luas dan bisa ditanami sayuran untuk kemudian bisa dijual hasilnya kewarga sekitar. Karena sebelumnya lahan ini sudah dipakai untuk tempat belajar anak-anak tunagrahita berlatih menanam sayuran dan juga tanaman herbal seperti jahe merah. Namun saya/ penulis sungguh kecewa sekali, biji-biji tersebut tidak ditanam satupun, setelah beberapa bulan kami datang lagi ke yayasan ini kami melihat lahan yang seharusnya dipakai untuk berlatih pertanian bagi anak-anak tunagrahita malah dibersihkan, kosong dan pakai untuk tempat menjemur pakaian. Wah, saya sangat kecewa sekali. Oleh karenanya cukup hanya sekali itu saja kami memberi dukungan untuk yayasan ini. 

Harapan saya ketika saya memutuskan untuk memberikan bantuan, saya/ penulis ingin anak-anak tunagrahita bisa berlatih dan belajar untuk menjadi seorang pribadi yang mandiri dan bisa memiliki keterampilan. Memiliki keterampilan agar dikemudian hari mereka bisa "survive" menjalani kehidupan. Ya, adik penulis adalah seorang tunagrahita juga, sehingga saya ingin membantu anak-anak tunagrahita lainnya. Ya, mungkin apa yang kami lakukan hanyalah hal kecil. Tapi saya pribadi berharap bisa sedikit membantu mereka untuk mengembangkan diri. Dan mudah-mudahan apa yang kami berikan bisa bermanfaat dan digunakan dengan baik. 

Founder and Co-Founder Ichikraft SG Care, Acik Mardhiyanti/ Acik Mdy

Note:
  • Written by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Do not copy this article without permissions

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan komentar. Tolong jaga sopan santun, berpikiran positif, semangat belajar, dan tepikan pikiran negatif.