Suci Ramadhani saat menerima bantuan biaya sekolah bulan Februari 2019 dirumah orangtuanya. Photographed by Riche Mai Andriani
Wow! Sekarang sudah bulan Maret 2019, tapi kok baru sekarang membuat artikel penyaluran bantuan biaya sekolah bulan Februari? Iya, kebetulan bulan Februari kemarin saya/ penulis dan suami sedang sibuk sekali sampai tidak sempat untuk menulis. Baru hari ini mumpung ingat, segera mungkin saya buat artikelnya. Telat artikelnya tidak mengapa, yang penting penyaluran bantuannya rutin dan tepat waktu setiap bulannya.
Uun Soleha saat menerima bantuan biaya sekolah bulan Februari 2019 dirumah orangtuanya. Photographed by Riche Mai Andriani
Bulan Februari lalu, tanggal 18 Februari 2019, kawan kami, Riche, mengirim pesan pada penulis kalau bantuan sekolah anak-anak sudah diserahkan. Bukti penyerahan uang bantuan sekolah ini dilampirkan dalam bentuk poto yang diambil oleh kawan kami ini. Dalam proses penyerahan bantuan ini tidak perlu ribet dan resmi, buat kami cukup diberi bukti seperti poto bahwa anak-anak ini sudah menerima uangnya. Sama juga ketika kami mencari anak yang akan diberi bantuan, tidak perlu ribet dan ruwet, yang penting datanya lengkap, seperti nama orang tua, serta penghasilan orang tua. Dalam prosesnya tidaklah rumit, asal si anak rajin dan semangat sekolah, dan penghasilan orang tuanya rendah, kami bisa membantu.
Dwi Novita Sari, bantuan biaya sekolah/ beasiswa bulan Februari 2019 sebesar Rp. 125.000; - Photographed by Riche Mai Andriani
Seperti bulan-bulan sebelumnya, uang bantuan biaya sekolah bulan Februari ini sebesar Rp. 125.000; per-anak. Ya, setiap bulan masing-masing anak, yaitu Uun, Suci, dan Novi,mendapatkan uang bantuan biaya sekolah sejumlah itu. Uang itu dipakai/ digunakan untuk kebutuhan sekolah. Tidak banyak, namun kami berharap bisa dimanfaatkan dengan baik untuk memenuhi kebutuhan sekolah. Yang tadinya orang tua memikirkan biaya untuk membeli sepatu sekolah, sekarang biaya itu bisa dicover dari bantuan ini. Jadi bisa dibilang meringankan beban para orang tua anak-anak ini.
Suci Ramadhani, menerima bantuan biaya sekolah/ beasiswa bulan Februari 2019 sebesar Rp. 125.000; - Photographed by Riche Mai Andriani
Kami selalu mengatakan pada kawan kami, Riche, untuk menyampaikan pada anak-anak ini untuk rajin sekolah, tekun belajar. Kalau mendapat peringkat kelas, harus tetap rajin belajar, kalau belum mendapat peringkat kelas, harus terus semangat belajar. Karena untuk menikmati kehidupan masa depan yang lebih baik bukanlah hal gampang, banyak proses yang harus dilalui, banyak rintangan yang harus dihadapi. Bukan ilmu instant, tapi ilmu dari bangku sekolah, ketekunan, keuletan, serta bermental baja, dan pantang menyerah adalah rangkain dari proses yang harus dilalui untuk menggapi cita-cita dan kehidupan lebih baik dimasa depan.
Uun Soleha menerima bantuan biaya sekolah bulan Februari 2019 sebesar Rp. 125.000; - Photographed by Riche Mai Andriani
Terimakasih kami ucapkan untuk kawan kami yang sudah mau menyalurkan bantuan biaya sekolah ini. Semoga berkah selalu menyertai keluarga Riche. Ya, membantu orang lain tidak perlu menunggu mempunyai uang banyak dulu, apa yang bisa kita bantu maka kita bantu. Dari ilmu pengetahuan yang kita miliki, keterampilan yang kita punya, kita bisa membantu orang lain dengan pengetahuan serta keterampilan yang kita miliki itu. Dan puji syukur, melalui keterampilan serta pengetahuan itu, sekarang penulis memiliki projek baru untuk membantu anak-anak tunagrahita dimana penulis mendesain hair accessories dan brooch dengan desain simple. Hasil desain ini produknya dijual, uang dari penjualan ini akan didonasikan untuk salah satu sekolah tunagrahita. Selain itu desain simple yang penulis buat bisa digunakan untuk anak-anak tunagrahita belajar membuat keterampilan, syukur-syukur kalau bisa dijual oleh mereka. Desain simple untuk projek membantu anak-anak tunagrahita ini saya beri nama Ichikraft SG Give and Care, bisa dilihat link toko penulis yang ada di Etsy https://www.etsy.com/shop/ichikraft
Ya, saya dan suami bersyukur bisa membantu sesama. Dan sudah sejak tahun 2018 lalu kami mulai membantu salah satu sekolah tunagrahita. Dan bantuan ini tidak kami masukkan/ barengkan dengan Tunas Bangsa Camp. Jadi sendiri-sendiri atau kami pisahkan, biar lebih gampang untuk kami mana untuk bantuan biaya sekolah, mana bantuan untuk anak-anak tunagrahita.
Ada banyak hal yang menjadi inspirasi dalam kehidupan kita agar kita bisa membantu sesama. Salah satu inspirasi itu datang dari kawan penulis yang merupakan warga negara Jepang. Baru-baru ini ia beserta kawannya membentuk komunitas/ group untuk membantu disabilities. Karena kawan penulis ini suka berkebun, memenanam bunga atau sayuran, maka ia membantu orang disable ini dalam bentuk gardening (berkebun). Dengan memanfaatkan lahan warga sekitar yang tanahnya tidak dipakai, dimana orang-orang disable ini diajak menanam sayuran. Hasil panennya nanti akan dijual ketoko lunch box, hasilnya tentu saja untuk orang-orang disable ini. Luar biasa, bukan? Seperti yang penulis katakan diatas, membantu tidak perlu menunggu punya uang dulu, tapi dengan pengetahuan serta keterampilan yang kita punya, kita bisa membantu sesama, mereka yang membutuhkan bantuan.
Salam hangat dari kami, semangat selalu untuk terus berkarya, terus belajar dan jangan pernah berhenti belajar, dan membantu sesama. Co-Founder Tunas Bangsa Camp, Acik Mardhiyanti.
Note:
- Written by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
- Photographed by Riche Mai Andriani
- Do not copy this article without permissions
- Do not reuse these photographs anywhere else without permissions
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon tinggalkan komentar. Tolong jaga sopan santun, berpikiran positif, semangat belajar, dan tepikan pikiran negatif.