Pages

Jumat, 15 Januari 2016

Daily Transaction History

Hi Readers,

I would like to announce the transaction history for today. As we’ve known earlier, we were having Rp. 1,418,456.00 funds. Which is together with the investment profit of last month.

I have sent Rp. 250,000.00 to help our brother Rizky and our sister Ayuni in their monthly expenses. My colleague in Cirebon will help to distribute it. So, below are the remaining after sending the fund to Cirebon:

Rp. 1,161,956.00

Below are the details.

Date Description Amount
15/01/2015 Monthly Expenses Fund Distribution
for: Ayuni and Rizky Ramadhani
loc: Cirebon, Indonesia
Rp250,000.00
15/01/2015 Bank Transfer Fee Rp6,500.00
Total   Rp256,500.00

Actually we are overdue for the monthly report since Nov 2015. We will post the full transaction history during this weekend for Nov 2015 and I hope we can catch up for Dec 2015 as well.

Thanks for all of your helps! Let’s give back to the society…

Rabu, 13 Januari 2016

Satu Langkah Kecil Untuk Masa Depan Yang Lebih Besar

Berjalan selangkah demi selangkah itu lebih baik, ketimbang hanya berjalan ditempat. Begitupun, melangkah meski hanya 30cm-pun akan lebih baik, ketimbang hanya berlari ditempat. Sesuatu yang besar akan selalu dimulai dari sebuah langkah kecil. Yang akan terus berkembang, jauh, dan jauh, yang akan membawa kita melangkah bermi-mil jauhnya.
Memasuki semester baru ini (kalau tidak salah ini memasuki semester dua) sebelum kenaikan kelas, kami dari Tunas Bangsa Camp memutuskan untuk menambah satu orang anak lagi untuk kami bantu biayai sekolahnya. Ya, meski hanya satu anak, tapi saya mewakili Tunas Bngsa Camp, sangat bersyukur sekali. Karena kami bisa menambah satu orang anak untuk kami antarkan pada pintu gerbang masa depannya.
Kami meminta bantuan pada team kerja kami yang berada di Desa Dayamurni, Lampung-Indonesia, yaitu Nyariati Handayani, bila belum mengenal sosoknya silahkan dibuka disini http://tunas-bangsa-camp.blogspot.sg/2016/01/menjadi-guru-karena-panggilan-jiwa.html untuk menyeleksi satu orang anak, yang kira-kira benar-benar membutuhkan bantuan biaya sekolah, dan dirasa pantas untuk mendapatkannya. Disela-sela kesibukkannya, Ibu guru Nyariati memberikan kabar gembira pada kami, bahwa telah didapatkan satu anak sebagai penerima bantuan dari Tunas Bangsa Camp. Terimakasih ya Atik…
Siapakah anak yang beruntung ini? Namanya adalah Carolin Putri Anggun Pratiwi. Ia adalah pelajar kelas 5 SD (Sekolah Dasar) ditempat Nyariati mengabdikan diri menjadi seorang tenaga pengajar. Nyariati menuturkan, bahwa Carolin ini adalah siswa yang punya prestasi, baik dibidang akademik maupun non-akademik. Karena ia adalah salah satu anak yang mengikuti O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional). Yup! Carolin adalah salah satu atlet binaan Nyariati disekolah.
Dari keterangan yang kami dapatkan dari Nyariati, Carolin adalah seorang anak yatim, ayahnya telah meninggal dunia. Sementara ibunya, Noviana, memiliki penghasilan Rp. 250.000; perbulan dari pekerjaan sebagai buruh setrika. Bila ada kawan sekalian yang belum paham pekerjaan buruh setrika, akan saya jelaskan secara singkat. “Buruh Setrika”, maksudnya adalah sebuah pekerjaan dimana seseorang melakukan pekerjaan menyetrika pakaian orang lain, yang kemudian diberi upah. Tentu kita dapat pahami, dengan penghasilan sebesar itu, tentu untuk biaya hidup masih kurang.
Berasal dari keluarga tidak mampu/ miskin, tidak mengapa. Tetapi sematkanlah cita-cita dan impian setinggi bintang diangkasa. Dan teruslah berjuang, berusaha keras untuk mecapai impian itu. Kita, di Indonesia sering mendengar kata-kata, “miskin dilarang sekolah, atau kalau orangtua miskin jangan sekolah”. Itu adalah pemikiran yang keliru. Justru karena miskin harusnya sekolah, untuk mencapai masa depan kehidupan yang lebih baik.
Terus semangat untuk Carolin. Berusaha dan berjuanglah untuk mencapai cita-cita dan impianmu dimasa depan. Jangan pernah menyerah apapun yang terjadi. Hidup ini memang keras, maka berjuanglah lebih keras. Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu dengan indah. “Be bright in the future, like star in the sky”.
Bila ada diantara kawan sekalian yang ingin memberikan donasi, silahkan buka website kami untuk melihat detail kriteria donasi disini http://tunas-bangsa-camp.blogspot.sg/ terimakasih kami ucapkan pada para donatur. Salam Tunas Bangsa Camp.
Catatan :
  • Penulis Acik Mardhiyanti / Acik Mdy – Written by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy

Selasa, 12 Januari 2016

Menjadi Guru Karena Panggilan Jiwa

Kawan sekalian punya cita-cita? Saya percaya dan yakin, pasti kawan-kawan sekalian pasti punya cita-cita dalam hidup ini. Setiap orang memiliki cita-cita dan impiannya sendiri. Namun, apakah cita-cita dan impian itu sesuai dengan kehendak hati, atau hanya sekedar mengejar gelar (ijazah untuk mencari kerja?) Inilah cerita seorang guru dari sebuah desa Dayamurni, Provinsi Lampung-Indonesia, “Menjadi guru karena panggilan jiwa”.

Perkenalkan, namanya Nyariati Handayani, saya biasa memanggilnya Atik saja. Kami berkawan sejak jaman SMA (Sekolah Menengah Atas). Tepatnya ketika kami berada dalam satu kelas yang sama yaitu, kelas III IPS 1. Orangnya ramah, seru, easy going, mau berkawan dengan siapa saja tidak pilih-pilih. Itulah dulu kenangan yang bisa saya ingat tentang sosoknya. Eh iya Atik, itu kelas kita dulu masih bercat pelangi gak ya?

Lama hilang kontak, bisa dibilang tak berkomunikasi sama sekali, sejak kelulusan SMA (Sekolah Menengah Atas), beberapa tahun silam, sekitar enam/ tujuh tahun lalu, Nyariati mengirimi saya SMS (short message service). Dan sejak saat itu jalinan silaturahmi/ komunikasi antara kami terus berjalan hingga saat ini. Meskipun jarak memisahkan, dan nyaris belum pernah bertemu kembali sejak kelulusan SMA (Sekolah Menengah Atas), tapi itu bukanlah sebuah masalah besar, karena kami masih bisa saling menyapa meski lewat “udara”. Bahkan bila perlu sayapun masih sempat mengirimi surat berperangko untuk Nyariati Smile

Nyariati Handayani adalah seorang guru SD (Sekolah Dasar), yaitu guru di SD Negeri 1 Dayamurni, Lampung-Indonesia. Ia mengajar mata pelajaran Penjas, atau bisa disebut dengan mata pelajaran olahraga. Kiprahnya sebagai ibu guru telah dimulai sejak tahun 2012, tepatnya 3 September 2012. Wow, sebagai teman sayapun merasa bangga padanya. Karena guru adalah pekerjaan mulia, mendidik generasi penerus bangsa.

Ibu guru yang satu ini terbilang sibuk lhoo…dalam waktu satu minggu ia mengajar 9 kelas, yaitu kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Rutinitasnya setiap hari berangkat mengajar pukul 07.00 WIB, dan pulang mengajar pukul 12.30 WIB. Nah, bila kebetulan pas piket, jam 6.30 WIB, Nyariati sudah berangkat kesekolah dimana ia mengajar. Karena selain mengajar dikelas, ia juga guru piket disekolah tempat ia mengabdi. Diakhir pekanpun Nyariati masih aktif, karena ia masih menyelesaikan pendidikannya ditingkat Universitas.

Tidak hanya sampai disitu rutinitasnya, tentu saja sepulang mengajar, Nyariati masih harus mengurus pekerjaan dirumah, mengurus suami, serta mengurus dua buah hatinya. Iya, ibu guru cantik ini memiliki dua orang anak yang cerdas. Selain itu, ia masih punya kesibukan diorganisasi tempat suami bekerja. Tak sampai disitu, diwaktu luangnya iapun masih berkarya dengan merajut. Ayo, ayo…siapa yang mau pesen tas rajut buatan ibu guru yang luar biasa ini? Dijamin pasti kereenn tasnya, “handmade”  Atau mau pesen satu set bantal kursi rajutan, silahkan kontak langsung ya dengan Ibu gurunya sendiri. Pernah juga sekali waktu ia menunjukkan serangkaian bunga yang terbuat dari kantong plastik yang berwarna-warni. Nah, mulai sekarang bila mendapatkan kantong plastik warna-warni dari warung, jangan dibuang karena bisa dibuat bunga-bunga indah untuk menghias rumah. Bisa mengurangi pencemaran lingkungan, bukan? Tak sampai disitu, Ibu guru ini ternyata mau belajar berkebun juga, dengan membeli beberapa bibit sayuran, seperti bibit terong. Wiihh…nanti kalau panen bisa masak-masak terong sepuasnya, dibuat sambel terong, Jangan lupa undang makan saya ya Open-mouthed smile

Tak kalah aktif dengan Ibu gurunya, anak-anak didik Nyariati sudah sering memenangkan lomba-lomba senam ditingkat Kecamatan lhoo..Dapat juara II atau juara III itu sudah pasti, keren kan?! Tahun lalu anak-anak didiknya mengikuti O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional), dan mencapai tingkat Kabupaten. Wah, buat saya itu prestasi yang luar biasa! Meskipun belum mencapai tingkat provinsi, tapi jangan pernah berkecil hati, teruslah bersemangat! Saya pribadi sangat menghargai kerja keras dan perjuangan yang dilakukan oleh Nyariati serta anak-anak didiknya. Semangat ya…Kalah dan menang dalam sebuah pertandingan/ perlombaan itu biasa. Yang terpenting sudah berusaha, dan sudah memberikan yang terbaik.

Saat ini, anak-anak didik Nyariati sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) yang sebentar lagi akan dihelat, 14 Januari 2016. Semangat anak-anak! Mereka berlatih tiga kali dalam seminggu, yaitu setiap hari Senin, Rabu, dan hari Sabtu. Dimulai pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB. Pelatihan ini meliputi pelatihan mental dan fisik. Seperti kata Nyariati, bahwa anak-anak ini sebenarnya mampu, hanya kurang percaya diri. Maka pelatihan untuk menguatkan mental itu penting. Juga pelatihan fisik yang tak kalah penting. Semangat, berjuanglah anak-anak O2SN, jangan takut akan hasilnya, tapi berusahalah dan berikan yang terbaik.

Ketika saya tanya, apa motivasi Nyariati hingga memutuskan/ memilih menjadi seorang guru. Nyariati menjawab dengan singkat dan bijak, “karena panggilan jiwa”. Ya, sebuah panggilan jiwa, yang artinya tidak hanya sekedar masalah pekerjaan/ profesi semata, guna mendapatkan penghasilan. Karena memang dalam kenyataannya, banyak sekali guru-guru honorer yang benar-benar mengabdi karena panggilan jiwanya.

Menjadi seorang guru akan memikul tanggungjawab besar dipundaknya, sebuah tanggungjawab akan masa depan bangsanya, yang dimulai dengan mendidik anak-anak bangsa tentunya, untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan masa kini yang disebut dengan kebodohan.  Maka dari itu, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, karena perjuangannya dalam melawan kebodohan. Saya berharap, semoga banyak guru-guru di Indonesia seperti Nyariati ini. Menjadi guru karena sebuah panggilan dari jiwa untuk mengabdikan diri dengan setulus hati,  mengajar anak-anak bangsa, mengantarkan mereka meraih cita-cita/ impian.

Inilah cerita singkat tentang salah satu sosok guru dari sebuah desa, yang patut untuk diteladani. Dan maaf, saya sebagai penulis tidak bisa menyertakan foto-foto tentang sosok Nyariati Handayani. Karena ia tak ingin dikenal, dan sayapun sangat menghargai privasi seseorang, termasuk privasi Nyariati. Terakhir, terimakasih banyak atas kerjasamanya. Salam Tunas Bangsa Camp

Catatan :

  • Penulis Acik Mardhiyanti / Written by Acik Mardhiyanti

Donation Received

Hi readers,
Thank you for being faithful with us so far, dropping a very big help for the beneficiaries. And today, I will announce the donation received for the past 2 weeks until today 12 Jan 2016.

Date Name/Description Location Type Amount
06/01/2016 亮一 内藤 (Ryoichi Naito)
USD 9.26 (after Paypal fee)
Exch. Rate @Rp. 13,900.00
image
Japan DD Rp. 128,714.00
07/01/2016 Yoga Sampurno Australia ID USD 10
08/01/2016 Withdrawal from BOX (Limit Live Cents)
USD 33.25
Balance: USD 33.25
Fee RoboForex to FP22442: 0.17
Balance: USD 33.08
Exchange Fee FP22442 to Exchanger: USD 0.17
Balance: USD 32.91
Exchange Rate @ Rp. 13,900.00: Rp. 457,449.00
Transfer Fee to Tunas Bangsa: Rp. 6,500.00

- - Rp. 450,949.00
 
The Investment Donation from Australia has been posted as per 07 Jan 2016, which you can see at the screenshot below. We’ve just left it with deposit bonus of 5 USD.
image
image
 
For your information, below on the table is the remaining funds which is still not utilized as of 12 Jan 2016. All remaining funds (specified here) are converted to IDR and sent to the Tunas Bangsa Camp BNI account as per today.
 
Description Exchange Rate Amount
Yoga Sampurno - Dec 2015
SGD 9.86 - Rp. 93,018.00
Naito Ryo - Jan 2016
USD 9.26 - Rp. 128,714.00
SGD 0.000106 Rp221,732.00
L Simanjuntak - Rp500,000.00
Radityo & Family SGD 0.000105 Rp238,095.00
Withdrawal for Jan 2016 - Rp450,949.00
Balance Remaining from November 2015   Rp7,680.00
Total   Rp1,418,456.00
 
The calculation above also considers the withdrawal for January 2016, which was at USD 33.25 and received at Rp. 450,949.00 (after all deducted fees). The remaining balance for funds in Rupiah is now at Rp. 1,418,456.00.
 
Below is the quick view of the received donation for January 2016.
 
 
Picture1
 
We will publish the plan at a later day. But one thing for sure, we have added 1 children from Lampung, Indonesia!
 
We can’t express how happy we are. Thank you for your big help and donations. We believe, this is just the beginning to their better future. Let’s give back to the society!