Pages

Selasa, 04 Juli 2017

Terus Bersekolahlah, Gapai Impianmu!

Meskipun kita bersal dari keluarga kurang mampu (miskin), berasal dari desa, namun janganlah patah semangat untuk terus bersekolah. Apapun yang terjadi, sekolahlah! Karena sekolah adalah pintu gerbang menuju masa depan yang lebih baik dan cemerlang. Penulis percaya, bahwa impian itu bisa dicapai, asal kita mau terus belajar, berusaha keras, dan jangan pernah berhenti/ menyerah.

Ditahun ajaran baru 2017 ini, kami dari Tunas Bangsa Camp sangat bersyukur, karena kami mulai bisa membantu satu anak dari Lampung-Indonesia untuk dibantu biaya sekolahnya. Anak ini adalah salah satu anak yang pintar disekolah, menurut rekan kerja kami, Riche Mai Andriani. Baca kisah guru teladan Riche Mai Andriani dari Lampung Timur-Lampung, Indonesia disini http://tunas-bangsa-camp.blogspot.sg/2017/06/semangat-tiada-henti-untuk-terus.html Dimana dulunya, anak ini adalah salah satu murid di TK (Taman Kanak-kanak) rintisan Riche, kawan penulis.

 

Dwi Novita Sari, Photographed by Riche Mai Andriani

IMG_2407[1]

Dwi Novita Sari bersama keluarga, Photographed by Riche Mai Andriani

Anak desa yang pintar ini bernama : Dwi Novita Sari. Kelahiran Ngestikarya, 27 November 2006. Saat ini ia bersekolah di SD Negeri 1 Ngestikarya, Lampung Timur, Provinsi Lampung-Indonesia. Dan sudah duduk dikelas 5 SD (Sekolah Dasar). Ayahnya bernama Mujiono, sedangkan ibunya bernama Chasri. Pekerjaan Orangtuanya adalah bertani. Dengan penghasilan orangtua perbulan Rp. 200.000;. Penulis tahu, sekolah negeri di Indonesia sekarang sudah gratis, bukan? Tapi sekolah membutuhkan kebutuhan lainnya, seperti buku tulis, tas, sepatu, uang saku sekolah, dan lain-lainnya, yang sudah barang tentu membutuhkan biaya (uang). Dengan penghasilan perbulan Rp. 200.000; untuk makan sehari-hari sudah kurang, tentu untuk biaya kebutuhan sekolah menjadi sangat berat.

Mudah-mudahan dengan adanya bantuan biaya sekolah untuk Dwi,  Dwi bisa lebih rajin lagi sekolahnya, dan terus semangat mengejar cita-cita dan impiannya. Jangan pernah patah semangat, apapun yang terjadi, bersekolahlah!

Sedikit catatan tambahan:

1. Ditahun 2017 ini, penerima bantuan biaya sekolah dari Tunas Bangsa Camp bernama Carolin Putri Anggun Pratiwi, Baca kisah Caroline disini http://tunas-bangsa-camp.blogspot.sg/2016/01/satu-langkah-kecil-untuk-masa-depan.html telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasarnya. Ya, tahun 2017 ini Carolin sudah memasuki bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama). Untuk kelanjutan bantuan biaya sekolahnya kami belum memutuskan, apakah dilanjutkan, atau ditransfer ke adik Carolin yang saat ini duduk dibangku kelas 4 Sekolah Dasar. Bukan karena kami tidak mau melanjutkan bantuan biaya sekolah, namun karena Carolin berpindah tempat tinggal.

2. Informasi yang kedua, adalah penerima bantuan biaya sekolah dari kami, yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat-Indonesia, Ayuni dan Rizky, baca tentang Ayuni dan Rizky disini http://tunas-bangsa-camp.blogspot.sg/2015/11/mari-bergandengan-tangan-selamatkan.html telah terputus bantuan biaya sekolahnya dari kami sejak April 2016. Hal ini dikarenakan  beberapa hal yang tidak bisa kami sebutkan diranah publik.

3. Informasi yang ke-3, Bahwa Iwan Kurniawan salah satu rekan kerja kami di Cirebon-Jawa Barat, Indonesia, sudah meninggal dunia. Baca kisah tentang Iwan Kurniawan salah satu guru teladan dari Cirebon-Jawa Barat, Indonesia, disini http://tunas-bangsa-camp.blogspot.sg/2015/11/tunas-tunas-bangsa-dari-ujung-desa.html 

Demikian informasi tambahan dari kami. Kami tahu, bahwa apa yang kami lakukan hanyalah hal kecil semata, yang mungkin dipandang orang sebelah mata. Tapi kami Tunas Bangsa Camp berprinsip, walaupun hanya sebuah langkah kecil, namun mudah-mudahan bisa memberikan setitik harapan untuk mereka (anak-anak penerima bantuan dari kami) agar mereka bersemangat untuk melangkahkan kaki kesekolah, rajin, dan giat belajar.

Mari bergandengan tangan untuk menyelamatkan pendidikan mereka, mereka anak-anak yang kurang beruntung diluar sana. Salam hormat saya co-founder Tunas Bangsa Camp, Acik Mardhiyanti.

Note :

  • Written by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy – Penulis Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Do not copy this article without permissions – Dilarang meng-copy paste artikel ini tanpa seijin penulis
  • Photographed by Riche Mai Andriani - Gambar, poto dalam article ini adalah dokumentasi sendiri milik Riche Mai Andriani
  • Do not reuse these photographs without permissions – Dilarang untuk menggunakan gambar/ poto dalam artikel ini tanpa ijin